
Sebelum dominasi televisi dan internet, radio adalah sumber informasi, hiburan, dan pemersatu bangsa yang paling kuat di Indonesia. Sejarah radio di Indonesia adalah cerminan dari perjalanan politik, budaya, dan sosial negara ini. Dari sekadar alat komunikasi canggih milik penjajah, radio bertransformasi menjadi alat perjuangan kemerdekaan dan media massa yang membentuk opini publik.
Maka dari itu, memahami evolusi radio bukan hanya melihat perkembangan teknologi. Melainkan, ini adalah upaya menghargai media yang melahirkan banyak tokoh besar dan menjaga semangat nasionalisme. Artikel ini akan memandu Anda menelusuri babak-babak penting sejarah radio di Indonesia, mulai dari stasiun pertama hingga peran krusialnya saat proklamasi kemerdekaan.
Era Kolonial: Lahirnya Siaran Radio Pertama di Nusantara

Awal mula sejarah radio di Indonesia dimulai jauh sebelum kemerdekaan, dipelopori oleh pemerintah kolonial Belanda.
NIROM dan Penyiaran Awal di Hindia Belanda
Stasiun radio pertama yang resmi berdiri adalah Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) pada tahun 1934 di Batavia (Jakarta). NIROM di dirikan dengan tujuan utama melayani kepentingan informasi dan hiburan bagi komunitas Eropa di Hindia Belanda.
Oleh karena itu, siaran NIROM di dominasi oleh musik klasik dan berita dari Eropa. Namun, kehadiran teknologi radio ini juga memicu munculnya stasiun-stasiun radio swasta yang di dirikan oleh pribumi, seperti Solosche Radio Vereeniging (SRV) di Surakarta, yang menjadi cikal bakal penyiaran dengan konten lokal.

Radio Sebagai Alat Perjuangan Kaum Intelektual
Para tokoh pergerakan nasional menyadari potensi besar radio sebagai media massa yang dapat menjangkau seluruh wilayah. Faktanya, radio-radio pribumi seperti SRV, VORO (Vereeniging voor Oostersche Radio Omroep), dan CIRVO (Comite Indonesische Radio Omroep) mulai menyiarkan program dalam bahasa Melayu dan Jawa. Dengan demikian, radio-radio ini menjadi wadah penting untuk menyebarkan semangat kebangsaan, meskipun dalam pengawasan ketat pemerintah kolonial.
Peran Krusial Radio di Masa Kemerdekaan dan Era ORLA
Titik balik terpenting dalam sejarah radio di Indonesia terjadi pada Agustus 1945.
Menyebarkan Proklamasi ke Seluruh Dunia

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, berita penting tersebut harus segera di umumkan ke seluruh negeri dan dunia internasional. Sayangnya, stasiun NIROM di kuasai Jepang dan menolak menyiarkan berita tersebut.
Oleh sebab itu, para pemuda Indonesia, yang di pimpin oleh tokoh-tokoh seperti Adam Malik, bergerak cepat mengambil alih stasiun radio yang ada. Jelasnya, berkat perjuangan mereka, Proklamasi Kemerdekaan dapat di siarkan melalui radio secara rahasia oleh Jusuf Ronodipoero, sehingga berita itu sampai ke telinga rakyat Indonesia dan juga dunia. Peristiwa ini menjadikan radio sebagai saksi sekaligus instrumen kunci kemerdekaan.

Pembentukan RRI: Radio Sebagai Corong Negara
Untuk mengonsolidasikan radio sebagai media nasional, maka pada 11 September 1945, di dirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI). RRI berfungsi sebagai radio pemerintah yang menyebarkan informasi pembangunan, edukasi, dan hiburan kepada masyarakat luas. Sejak saat itu, RRI menjadi ikon yang tak terpisahkan dari sejarah radio di Indonesia.

Sebagai penutup, sejarah radio di Indonesia adalah kisah tentang adaptasi dan keberanian. Meskipun kini radio menghadapi persaingan ketat dari media digital, kehadirannya tetap relevan. Banyak stasiun radio kini beradaptasi dengan melakukan streaming online, namun semangatnya sebagai media perjuangan dan persatuan akan selalu di kenang dalam sejarah bangsa.